Setiap orang tua tentunya menginginkan anak
mereka dapat berhasil di sekolah. Bisa belajar dengan tekun dan menguasai
pelajaran yang telah diberikan oleh gurunya. Lalu bagaimana jika dalam kegiatan belajar, anak kesulitan karena gangguan konsentrasi? Adakah ayah bunda yang terkadang mendapati anaknya kurang berkonsentrasi ketika sedang belajar? Akibatnya anak
tidak dapat menguasai pelajaran.
Anak dikatakan terganggu
konsentrasinya ketika ceroboh mengerjakan tugas, gagal mengikuti instruksi atau tugas tidak
selesai, terlihat seolah tidak mendengar saat diajak berbicara, mudah lupa,
mudah terganggu, gagal mempertahankan konsentrasi pada tugas serta kesulitan
mengelola tugas dan kegiatan pribadi.
Ciri-ciri ini berdasarkan Diagnostic and Atatistical Manual of Mental Disorder-IV-TR (DSM-IV-TR) edisi terbaru panduan bagi psikiater atau psikolog dalam mendiagnosa gangguan pada individu. Enam saja dari ciri-ciri itu terdapat pada anak, maka dapat dikatakan anak mengalami gangguan konsentrasi.
Hal yang Menyebabkan Konsentrasi Anak Terganggu
Apa sebenarnya yang menyebabkan anak mengalami gangguan konsentrasi? Ada tiga penyebab yang membuat konsentrasi anak terganggu.
Pertama, Faktor Eksternal. Lingkungan di tempat anak belajar tidak mendukung. Suasana yang gaduh dan menarik perhatian anak dapat membuatnya mengabaikan tugas. Selain itu, pola pengasuhan orang tua yang bersifat menerima atau memperbolehkan apa saja yang dilakukan anak dapat mempengaruhi tingkat konsentrasi anak.
Contohnya, orang tua membiarkan anak melakukan hal lain ketika buah hatinya kesulitan mengerjakan suatu tugas. Alangkah lebih baiknya jika orang tua membantu anak menyelesaikan tugas sampai selesai dan tidak beralih pada kegiatan lain.
Kedua,
Faktor Psikologis. Anak yang memiliki kemampuan sosialisasinya minim, akan
sulit berkonsentrasi jika ada temannya yang lebih berani di kelas. Kaget,
khawatir dan takut ketika temannya dapat lebih aktif di kelas. Anak mengalami
tekanan ketika mengerjakan sesuatu sehingga tidak konsentrasi dan tidak bisa
lebih fokus.
Ketiga,
Faktor Internal. Gangguan di otak daerah frontal
(depan) dan parientalis (samping)
dapat menyebabkan kurangnya konsentrasi. Karena sistem di otak menformulasikan
fungsi-fungsi aktifitas seperti
penglihatan. pendengaran, motorik dan fungsi lainnya. Jika jaringan dalam otak
terganggu maka input yang masuk ke otak tidak akan maksimal. Gangguan ini bukan
karena bawaan lahir, tetapi bisa didapat karena terkena infeksi otak, misalnya.
Nah, setelah orang tua mengetahui penyebab anak
tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar, maka akan dengan mudah dicari bagaimana cara
menanganinya.
Saat orang tua melihat beberapa hal yang bisa mengganggu konsentrasi anak, alangkah lebih baik jika orang tua juga mencari cara agar anak mereka bisa berkonsentrasi dengan baik. Berikut ini tips melatih konsentrasi anak, diantaranya :
Pertama, ketika anak tidak bisa berkonsentrasi karena waktu bersosialisasinya kurang, maka beri kesempatan padanya untuk bergaul seluas-luasnya dengan teman-teman sebayanya.
Contoh : ketika anak mengikuti lomba menggambar. Dia tidak menyelesaikan gambar tetapi sibuk melihat ke arah peserta lainnya. Maka untuk mencegah anak kehilangan konsentrasi, berikan dia waktu bermain dengan yang lain sebelum perlombaan dilaksanakan. Orang tua juga dapat menyediakan berbagai aktifitas menarik yang tidak membutuhkan waktu yang lama untuk dikerjakan.
Tips Melatih Konsentrasi Anak Agar Menguasai Pelajaran
Saat orang tua melihat beberapa hal yang bisa mengganggu konsentrasi anak, alangkah lebih baik jika orang tua juga mencari cara agar anak mereka bisa berkonsentrasi dengan baik. Berikut ini tips melatih konsentrasi anak, diantaranya :
Pertama, ketika anak tidak bisa berkonsentrasi karena waktu bersosialisasinya kurang, maka beri kesempatan padanya untuk bergaul seluas-luasnya dengan teman-teman sebayanya.
Contoh : ketika anak mengikuti lomba menggambar. Dia tidak menyelesaikan gambar tetapi sibuk melihat ke arah peserta lainnya. Maka untuk mencegah anak kehilangan konsentrasi, berikan dia waktu bermain dengan yang lain sebelum perlombaan dilaksanakan. Orang tua juga dapat menyediakan berbagai aktifitas menarik yang tidak membutuhkan waktu yang lama untuk dikerjakan.
Kedua,
orang tua dapat mengajak anak bekerja sama ketika akan mengerjakan tugas.
Menentukan waktu penyelesaian tugas yang diinginkan orang tua dan disesuaikan
dengan kemampuan anak. Ketika anak bisa menepati target waktu yang telah
direncanakan, berikan pujian, hadiah atau penghargaan lainnya kepada anak. Hal
ini dapat memberikan motivasi bagi anak untuk menyelesaikan tugas yang telah
diberikan padanya.
Ketiga, perlu diketahui jika daya konsentrasi setiap anak berbeda berdasarkan usianya. Untuk usia anak yang masih kecil, waktu yang diperlukannya untuk konsentrasi pun cenderung tidak lama. Oleh karena itu, pecah menjadi beberapa bagian waktu belajarnya beberapa kali.
Contohnya, untuk anak yang masih kecil, jam belajar yang satu jam, dapat dipecah menjadi 3 kali (per 20 menit) diselingi dengan istirahat selama lima menit. Bila anak sudah bisa berkonsentrasi dengan waktu 20 menit, dapat ditambah jam belajarnya. Yang perlu diingat, pemberlakuan jam belajar harus memperhatikan usia dan kemampuan dari anak itu sendiri.
Orang tua manapun pasti ingin anaknya bisa memahami pelajaran yang diberikan padanya. Ketika anak mengalami kesulitan berkonsultasi, sebaiknya orang tua mengatasinya sedini mungkin. Tindakan pencegahan yang dilakukan lebih dini bisa menghindari masalah konsentrasi anak berlarut hingga anak bertambah usianya.
Ketiga, perlu diketahui jika daya konsentrasi setiap anak berbeda berdasarkan usianya. Untuk usia anak yang masih kecil, waktu yang diperlukannya untuk konsentrasi pun cenderung tidak lama. Oleh karena itu, pecah menjadi beberapa bagian waktu belajarnya beberapa kali.
Contohnya, untuk anak yang masih kecil, jam belajar yang satu jam, dapat dipecah menjadi 3 kali (per 20 menit) diselingi dengan istirahat selama lima menit. Bila anak sudah bisa berkonsentrasi dengan waktu 20 menit, dapat ditambah jam belajarnya. Yang perlu diingat, pemberlakuan jam belajar harus memperhatikan usia dan kemampuan dari anak itu sendiri.
Orang tua manapun pasti ingin anaknya bisa memahami pelajaran yang diberikan padanya. Ketika anak mengalami kesulitan berkonsultasi, sebaiknya orang tua mengatasinya sedini mungkin. Tindakan pencegahan yang dilakukan lebih dini bisa menghindari masalah konsentrasi anak berlarut hingga anak bertambah usianya.
Semoga
bermanfaat.
Salam takzim
Sumber : Kumon Class Diary
Related Post :
Tipe Gaya Belajar Pada Anak
Metode Membentuk Karakter Anak
Tips Membangun Karakter Anak Tahan Banting
Metode Membentuk Karakter Anak
Tips Membangun Karakter Anak Tahan Banting
6 Comments
Akan saya coba praktekan mbak jika sudah menikah dan punya anak hehehe
ReplyDeleteSemoga bisa dipraktekkan ya.. he..he..he
Deleteassalamualaikum..
ReplyDeletesalam kenal mbak nurul, saya mempunyai anak perempuan usia 7 tahun, dalam hal sosialisasi dengan teman-teman dirumah dia baik, tapi dengan teman-teman disekolah hanya anak-anak tertentu saja bisa dikatakan kurang, apa karena hal itu kebanyakan nilai-nilai pelajarannya naik turun, dia cenderung cuek dan pendiam,katanya gurunya kurang konsentrasi, gimana caranya ya..??dia gak ngerti nilai bagus atau jelek gak perduli...gimana ngasih pengertian ya...trims sarannya
Walaikumsalam..
DeleteKalau menurut saya, usia 7 tahun adalah masa anak baru mulai menyesuaikan pelajaran di sekolah. Jadi wajar saja jika nilai pelajarannya masih turun naik. Coba berikan penghargaan ketika nilai anak baik. Misalnya beri dia hadiah yang dia suka, beri pujian atau dengan cara memberikan elusan di kepala saja, bisa membuat anak merasa dihargai.
Jika masalah kurang konsentrasi, kita harus tahu dulu apa yang menyebabkan dia begitu, baru kemudian dicari pemecahannya. Komunikasikan dengan gurunya. Karena pendidikan untuk anak akan maksimal bila ada kerja sama yang baik antara orang tua dan guru. Semoga bermanfaat.
Penting nih infonya. Malah engga kepikir, kurang konsentrasi karena kurang main lho. Kayaknya aku juga nih...engga bisa nulis, krn kurang jalan²...
ReplyDeleteBener nih mba, soalnya ponakan saya begini haha. Kalau lagi gambar atau mewarnai kadang suka keganggu konsentrasinya. Baca ini jadi paham harus gimana. Makasih sharingnya mba
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^