Beberapa Hal Yang Biasa Terjadi di Acara Reuni dan Halalbihalal. Biasanya ketika liburan Idul Fitri, selain bertemu dengan kerabat, juga dimanfaatkan untuk bertemu kawan lama di daerah asal (baca: tempat mudik). Berjumpa dengan kawan sepermainan di masa kecil, sahabat di lingkungan rumah atau teman-teman di sekolah, kerap dilakukan oleh banyak orang.
Apalagi di tunjang dengan berkembangnya media sosial, hingga dapat merekatkan hubungan yang telah lama terpisah. Dengan bantuan media sosial, untuk mengkoordinir sebuah acara pertemuan menjadi lebih mudah.
Begitu pula dengan saya dan teman-teman pada masa kuliah dahulu. Setelah tidak bertemu setelah kurang lebih 18 tahun, akhirnya kami sepakat untuk bertemu. Sebenarnya tidak semuanya baru bertemu setelah 18 tahun, sih. Saya sempat bertemu dengan beberapa kawan, belakangan ini.
Pada tanggal 24 Juli 2016, akhirnya saya dan teman seangkatan, mengadakan acara temu kangen dan halalbihalal. Kami semua bertemu di Warung Nasi Pohon Mangga Ranca Manyar. Rumah makan dengan khas sunda ini, terletak di sebelah selatan Kota Bandung.
Keseruan dan kehebohan pun menyeruak ketika satu persatu dari kami bertemu. Pekikan rasa kangen, bercampur nada heran sesekali keluar dari mulut kami. Bayangkan saja, setelah belasan tahun kami tidak bertemu, kini kami bisa saling berhadapan di tempat yang sama.
Tentu saja, ekspresi rasa bahagia terpancar dari wajah kami. Beberapa pertanyaan pun terlontar di kala pertemuan, setelah belasan tahun tidak berjumpa. Pertanyaan yang klise, sih! You know, lah. Apalagi kalo bukan, tempat tinggal, kerjaan dan soal keluarga.
Nah, setelah semua kawan yang telah konfimasi mengenai kehadirannya, berada di lokasi pertemuan, maka acara pun dimulai. Pertama-tama acara dibuka oleh ketua angkatan kami, dengan sepatah dua patah kata sambutan dan dilanjutkan sambutan oleh tuan rumah.
Yup, meskipun kami berkumpul di sebuah rumah makan, pemilik tempat ini merupakan kerabat dekat, salah satu kawan kami.
Oh, ya, untuk semua fasilitas yang ada, kami ucapkan terima kasih banyak, ya... friend. Karena telah menyediakan tempat dan menjamu kami dengan hidangan yang dapat memanjakan lidah kami. We enjoy and loved it!
Selanjutnya, acara perkenalan pun digelar setelah sesi penyambutan. Loh, kok, perkenalan? Masa sih, belum kenal? He...he...he...Bukan begitu, karena kami sudah bertahun-tahun tidak bersua, tentu kami perlu mengetahui keadaan teman-teman setelah lulus kuliah, dong!
Dan karena waktu sudah menunjukkan jam 1 siang, serta perut kami sudah mulai bernyanyi, maka acara ramah tamah pun dilanjutkan dengan makan siang serta shalat dzuhur.
Setelahnya, untuk memeriahkan acara, beberapa buah doorprize pun, telah disediakan oleh pihak panitia. Barang yang disediakan, ternyata lumayan banyak. Hampir dari setengah peserta yang datang, bisa mendapatkan buah tangan. Alhamdulillah, ya...
Makasih banyak untuk donatur yang telah menyumbangkan rejekinya untuk dibagikan pada peserta reuni. Nuhuun...!
Eh, iya pada umumnya terdapat beberapa kebiasaan yang muncul di setiap acara reuni dan halalbihalal. Apa aja, ya? Ini, loh, beberapa hal yang menjadi perbincangan kami di acara temu kangen dan halal bihalal.
Membandingkan Penampilan Saat Jaman Perkuliahan
Hal pertama yang dikomentari, apa lagi kalau bukan keadaan fisik. Hmm.. plis, deh! Lalu, apa aja, pertanyaan yang paling sering terlontar?
Identitas Umum
Sekarang kamu tinggal dimana? Kerja apa? Udah punya anak berapa? Dan bla..bla..bla...pertanyaan umum lainnya.
Perihal Kesehatan
Iya, nih, kami sudah berkepala empat. Hal yang tidak lepas dari kami adalah timbulnya penyakit. Tidak ada seorang pun diantara kami, mau menderita suatu penyakit. Namun, usia dan kebiasaan hidup kami, membuat penyakit datang tanpa diundang.
Begitu pula ketika acara temu kangen, kemarin. Ada beberapa teman yang kesehatannya mulai terganggu. Diskusi pun akhirnya melebar ke ranah medis. Apa yang menyebabkan datangnya penyakit, gejala yang ditimbulkan hingga cara pengobatannya.
Inilah yang membedakan reuni yang dilakukan anak muda dan yang baru memulai hidup. Catat! He he he...
Eh, memulai hidup? Iya, kan, life begin at 40th. Hohoho.
Bukan Reuni Hati
Berbicara tentang reuni, hal ini pernah menjadi materi bahasan di Kuliah Via WhatsApp, Keluarga Sehati yang saya ikuti. Pemberi materi, mengingatkan peserta Kulwap, jika tujuan reuni untuk menyambung silaturahmi dan bukannya reuni hati, loh! Hmmm...lirik kanan-kiri. :))
Jadi wajar saja jika ada sebagian orang yang agak keberatan jika pasangannya mengadakan reuni. Takut nanti ada CLBK di antara peserta reuni! CLBK? Iya, cinta lama bersemi kembali. Secara, kami semua pernah muda. Tentu saja ada cerita seputar asmara yang pernah tercipta ketika masa kuliah dahulu.
Tapi, acara reuni kemarin hanya berlangsung kurang lebih 3 jam saja. Saya kira, tidak ada acara CLBK dan semacamnya. But who knows? Dalamnya hati orang, tidak ada yang tau. #halagh.
Menurut Anna Farida selaku pemberi materi di Kulwap yang saya ikuti, terdapat beberapa kasus pahit yang dialami dalam rumah tangga, terjadi pasca reuni. Tentu saja, kita tidak ingin semua itu terjadi, bukan? Kita perlu melakukan sesuatu agar acara reuni dengan kawan lama, bisa juga merekatkan hubungan kita dengan pasangan.
Nah, bagaimana agar kita bisa menyambungkan tali silaturahim dengan kawan lama tanpa membuat hubungan dengan pasangan menjadi retak?
Anna Farida, pemateri sekaligus penulis Buku Marriage With Heart, memberikan tips yang bisa kita ikuti, yaitu:
Melibatkan Pasangan
Sejak awal ada rencana reuni, sampaikan pada pasangan jika kita hendak ikut reuni. Bila perlu ajak pasangan kita untuk reuni.
Melibatkan Anak-anak
Jika anak masih mau diajak pergi bersama orang tua, ajak mereka. Ajukan usul pada panitia agar menyediakan tempat yang ada sarana bermainnya.
Rencanakan Acara Yang Positif
Agar lebih bermakna, adakan acara yang positif seperti baksos, berbagi pengalaman atau mengadakan majelis ilmu.
Hati-hati Bersosialisasi
Punya mantan di lokasi acara? Lebih baik, hindari berbicara hanya berdua saja. Berbaurlah dengan teman yang lain. Kita mau reuni dengan teman-teman, bukan? Bukan untuk bertemu dengan mantan? Uhuk!
Ingat, kita bukan lagi pribadi yang dulu, loh!
Kembali Pada Keseharian
Setelah reuni mari kembali pada keluarga masing-masing. Dengan bertemu kawan lama, dapat menyegarkan dan memberikan energi muda untuk terus berkarya demi kebaikan. Lebih baik, tidak japri-japrian dengan mantan. Itu sama aja, dengan cari perkara, bukan?
Anyway, semoga tidak ada diantara kami yang bermain api. Kami telah sama-sama dewasa dan mengetahui dengan pasti apa yang terbaik untuk keluarga. Asli, senang sekali, bisa menyambungkan kembali tali silaturahim, dengan teman-teman semua. Semoga bisa membawa manfaat bagi kami semua.
Begitu pula dengan saya dan teman-teman pada masa kuliah dahulu. Setelah tidak bertemu setelah kurang lebih 18 tahun, akhirnya kami sepakat untuk bertemu. Sebenarnya tidak semuanya baru bertemu setelah 18 tahun, sih. Saya sempat bertemu dengan beberapa kawan, belakangan ini.
Pada tanggal 24 Juli 2016, akhirnya saya dan teman seangkatan, mengadakan acara temu kangen dan halalbihalal. Kami semua bertemu di Warung Nasi Pohon Mangga Ranca Manyar. Rumah makan dengan khas sunda ini, terletak di sebelah selatan Kota Bandung.
Keseruan dan kehebohan pun menyeruak ketika satu persatu dari kami bertemu. Pekikan rasa kangen, bercampur nada heran sesekali keluar dari mulut kami. Bayangkan saja, setelah belasan tahun kami tidak bertemu, kini kami bisa saling berhadapan di tempat yang sama.
Tentu saja, ekspresi rasa bahagia terpancar dari wajah kami. Beberapa pertanyaan pun terlontar di kala pertemuan, setelah belasan tahun tidak berjumpa. Pertanyaan yang klise, sih! You know, lah. Apalagi kalo bukan, tempat tinggal, kerjaan dan soal keluarga.
Nah, setelah semua kawan yang telah konfimasi mengenai kehadirannya, berada di lokasi pertemuan, maka acara pun dimulai. Pertama-tama acara dibuka oleh ketua angkatan kami, dengan sepatah dua patah kata sambutan dan dilanjutkan sambutan oleh tuan rumah.
Yup, meskipun kami berkumpul di sebuah rumah makan, pemilik tempat ini merupakan kerabat dekat, salah satu kawan kami.
Oh, ya, untuk semua fasilitas yang ada, kami ucapkan terima kasih banyak, ya... friend. Karena telah menyediakan tempat dan menjamu kami dengan hidangan yang dapat memanjakan lidah kami. We enjoy and loved it!
Selanjutnya, acara perkenalan pun digelar setelah sesi penyambutan. Loh, kok, perkenalan? Masa sih, belum kenal? He...he...he...Bukan begitu, karena kami sudah bertahun-tahun tidak bersua, tentu kami perlu mengetahui keadaan teman-teman setelah lulus kuliah, dong!
Dan karena waktu sudah menunjukkan jam 1 siang, serta perut kami sudah mulai bernyanyi, maka acara ramah tamah pun dilanjutkan dengan makan siang serta shalat dzuhur.
Setelahnya, untuk memeriahkan acara, beberapa buah doorprize pun, telah disediakan oleh pihak panitia. Barang yang disediakan, ternyata lumayan banyak. Hampir dari setengah peserta yang datang, bisa mendapatkan buah tangan. Alhamdulillah, ya...
Makasih banyak untuk donatur yang telah menyumbangkan rejekinya untuk dibagikan pada peserta reuni. Nuhuun...!
Eh, iya pada umumnya terdapat beberapa kebiasaan yang muncul di setiap acara reuni dan halalbihalal. Apa aja, ya? Ini, loh, beberapa hal yang menjadi perbincangan kami di acara temu kangen dan halal bihalal.
Membandingkan Penampilan Saat Jaman Perkuliahan
Hal pertama yang dikomentari, apa lagi kalau bukan keadaan fisik. Hmm.. plis, deh! Lalu, apa aja, pertanyaan yang paling sering terlontar?
Kamu, kok gak berubah? Sama aja, kayak dulu.
Wah, jadi pada melebar ya... perutnya pada maju ya...
Kok, sekarang kamu kurusan? Hebat, ih!
Identitas Umum
Sekarang kamu tinggal dimana? Kerja apa? Udah punya anak berapa? Dan bla..bla..bla...pertanyaan umum lainnya.
Perihal Kesehatan
Iya, nih, kami sudah berkepala empat. Hal yang tidak lepas dari kami adalah timbulnya penyakit. Tidak ada seorang pun diantara kami, mau menderita suatu penyakit. Namun, usia dan kebiasaan hidup kami, membuat penyakit datang tanpa diundang.
Begitu pula ketika acara temu kangen, kemarin. Ada beberapa teman yang kesehatannya mulai terganggu. Diskusi pun akhirnya melebar ke ranah medis. Apa yang menyebabkan datangnya penyakit, gejala yang ditimbulkan hingga cara pengobatannya.
Inilah yang membedakan reuni yang dilakukan anak muda dan yang baru memulai hidup. Catat! He he he...
Eh, memulai hidup? Iya, kan, life begin at 40th. Hohoho.
Bukan Reuni Hati
Berbicara tentang reuni, hal ini pernah menjadi materi bahasan di Kuliah Via WhatsApp, Keluarga Sehati yang saya ikuti. Pemberi materi, mengingatkan peserta Kulwap, jika tujuan reuni untuk menyambung silaturahmi dan bukannya reuni hati, loh! Hmmm...lirik kanan-kiri. :))
Jadi wajar saja jika ada sebagian orang yang agak keberatan jika pasangannya mengadakan reuni. Takut nanti ada CLBK di antara peserta reuni! CLBK? Iya, cinta lama bersemi kembali. Secara, kami semua pernah muda. Tentu saja ada cerita seputar asmara yang pernah tercipta ketika masa kuliah dahulu.
Tapi, acara reuni kemarin hanya berlangsung kurang lebih 3 jam saja. Saya kira, tidak ada acara CLBK dan semacamnya. But who knows? Dalamnya hati orang, tidak ada yang tau. #halagh.
Menurut Anna Farida selaku pemberi materi di Kulwap yang saya ikuti, terdapat beberapa kasus pahit yang dialami dalam rumah tangga, terjadi pasca reuni. Tentu saja, kita tidak ingin semua itu terjadi, bukan? Kita perlu melakukan sesuatu agar acara reuni dengan kawan lama, bisa juga merekatkan hubungan kita dengan pasangan.
Nah, bagaimana agar kita bisa menyambungkan tali silaturahim dengan kawan lama tanpa membuat hubungan dengan pasangan menjadi retak?
Anna Farida, pemateri sekaligus penulis Buku Marriage With Heart, memberikan tips yang bisa kita ikuti, yaitu:
Melibatkan Pasangan
Sejak awal ada rencana reuni, sampaikan pada pasangan jika kita hendak ikut reuni. Bila perlu ajak pasangan kita untuk reuni.
Melibatkan Anak-anak
Jika anak masih mau diajak pergi bersama orang tua, ajak mereka. Ajukan usul pada panitia agar menyediakan tempat yang ada sarana bermainnya.
Rencanakan Acara Yang Positif
Agar lebih bermakna, adakan acara yang positif seperti baksos, berbagi pengalaman atau mengadakan majelis ilmu.
Hati-hati Bersosialisasi
Punya mantan di lokasi acara? Lebih baik, hindari berbicara hanya berdua saja. Berbaurlah dengan teman yang lain. Kita mau reuni dengan teman-teman, bukan? Bukan untuk bertemu dengan mantan? Uhuk!
Ingat, kita bukan lagi pribadi yang dulu, loh!
"Yang dia taksir itu, Anda versi masa lalu, bukan Anda versi masa kini. It's a different world."
(Elia Daryati, psikolog dan pengasuh rubik konsultasi psikologi di Harian Pikiran Rakyat)
Kembali Pada Keseharian
Setelah reuni mari kembali pada keluarga masing-masing. Dengan bertemu kawan lama, dapat menyegarkan dan memberikan energi muda untuk terus berkarya demi kebaikan. Lebih baik, tidak japri-japrian dengan mantan. Itu sama aja, dengan cari perkara, bukan?
Anyway, semoga tidak ada diantara kami yang bermain api. Kami telah sama-sama dewasa dan mengetahui dengan pasti apa yang terbaik untuk keluarga. Asli, senang sekali, bisa menyambungkan kembali tali silaturahim, dengan teman-teman semua. Semoga bisa membawa manfaat bagi kami semua.
25 Comments
Saya udah lama gak reunian. Tapi, selama ini asik-asik aja reuniannya. Bener-bener temu kangen :)
ReplyDeleteAlhamdulillah ya, Mbak. Bisa terus menjalin silaturahim.
Deletesama kayak Mak Myra...akupun sudah lama gak reuni-an...susah ngumpulnya.
ReplyDeletepadahal keknya seru yaa..
rencananya tahun depan nih bakal ada reuni akbar..smoga lancar
Wah seru,tuh! Reuni akbar, pastinya yang datang akan semakin banyak ya...
DeleteUhuk! Reuni hati, tsahh.. :D
ReplyDeleteAnyway, nama warungnya lucu jadi kepengen rujakan.
Heu..heu...iya nih, reuni hati.
DeleteRujak kan dengan mangga, bukan dengan pohon mangga..hi..hi
Amiiin...moga dijauhkan dari hal2 yang menyebabkan api yaa.
ReplyDeleteBtw,senengnya yang reunian, itu di Ranca manyar, ah..abis lebaran aku ke nasi liwet ituh, kebetulan ada adik sepupu tinggal di Ranca Manyar juga.
Aku baru tahun kemaren reunian setelah 20 tahun, seruu, ketemu alumni hati eeaa *husstt
Iya Teh, jauh-jauh dari api, takutnya kebakar nanti. hi hi hi.
DeleteWah Teh Nchie pernah ke rumah makan ini, juga ya? Suasananya enakeun ya, Teh.
iya tuh reuni hati hadeeeh.. saya paling takut hal itu terjadi, T_T
ReplyDeleteAmit-amit ya..moga dijauhkan .
DeleteSeru banget renungan ya mbak, ga seru kalo ketemu mantan disana
ReplyDeletehe he he...ketemu mantan, jadi reuni hati ya, Bu dokter... :)
DeleteNgomongin reuni, ada lho orang yang nggak pede kalau dateng reuni, Mba. Alesannya nggak pede sama penampilan, atau merasa belum sukses seperti teman2 yang lain. Padahal sukses itu kan relatif ya Mba.
ReplyDeleteBetul, mbak. Saya juga sering menemukan orang yang gak pede dateng ke reuni gara-gara minder. Setuju kata Mbak Rotun, sukses itu relatif, ya...
DeletePaling males ikutan reuni hahaha, kecuali kalau sama sahabat2 dekat hehehe
ReplyDeleteKalo dengan sahabat dekat, bakalan lebih klop untuk membicarakan segala hal ya...
Deleteteteh mah ga perlu reuni hati lagi kaan hihihi
ReplyDeleteaih meni seru yaa udah lama ga ketemuan
Iya, Inna. Suami saya ada di sana juga...jadi gak perlu reuni Tiap hari juga ketemu, kok! He he he
DeleteAku dateng bareng suami Mba Nurul sementara anak-anak milih main sama kakek dan neneknya.
ReplyDeleteAlhamdulilah sih reuni bareng temen SMP nggak ada insiden. Mengenang jaman smp kan blm banyak cinta-cintaan. Eh, jaman saya ding. Paling partner bolos dsb
Wah, iya Mbak Ety, jaman SMP blom musim cinta-cintaan. Paling cinta monyet ya..hi..hi..hi..
DeleteMemang lebih aman, dateng dengan pasangan kita ya, Mbak.
Aku udah lama banget nggak reuni yang lumayan besar. Biasanya kalo reuni ya cuma kumpul sama teman-teman segenk aja yang memang udah tau kehidupan kita jadi nggak begitu terganggu dengan pertanyaan "udah nikah belum?" atau "anaknya udah berapa?" atau "sekarang kerja dimana?".
ReplyDeleteNah, kadang ada beberapa pertanyaan, yang bisa menjadi hal yang sensitif bagi orang lain ya, Mbak. Memang lebih nyaman, bertemu dengan teman dekat saja, ya.
DeleteJangan sampe deh sampe reuni hati ya, mba. Ingat keluarga tersayang. Hiihii. Aku juga selalu terbuka kalau ada reuni teman-teman, mba
ReplyDeleteYa, Mbak, demi kelangsungan rumah tangga, lebih baik terbuka dengan pasangan :)
DeleteReunian dengan teman-teman untuk menjalin tali silaturahmi memang perlu dipupuk yaa mba, sekalian memperluas networking, membuka peluang bisnis dll
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^