"Selamat Datang Di Jalur Penyangga Kehidupan" merupakan sapaan yang ada di papan interprestasi di kawasan Curug Ciomas Maribaya. Air Terjun Ciomas berada di Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda yang merupakan jalur penyangga kehidupan masyarakat sekitar. Bahkan Hutan Raya di sebelah utara Kota Bandung ini, dipercaya sebagai penyangga kehidupan masyarakat Pulau Jawa-Bali serta untuk masyarakat Indonesia. Jadi, tidak hanya untuk masyarakat sekitarnya, loh!
Curug Ciomas Maribaya-Bandung |
Lalu, bagaimana hutan ini, dikatakan sebagai penyangga kehidupan manusia? Karena di dalam Taman Hutan Raya (Tahura) terdapat flora, fauna, bentang alam dan fitur geologi yang dapat mendukung kehidupan manusia secara langsung maupun tidak langsung.
Ada 8 tempat yang termasuk ke dalam Jalur Penyangga Kehidupan di Taman Hutan Raya. Delapan tempat itu adalah Curug Ciomas, Curug Lalay, Batu Batik, Curug Kidang, Penangkaran Rusa, Curug Koleang, Goa Belanda dan Goa Jepang.
Minggu lalu, saya dan keluarga berjalan santai menyusuri jalur penyangga kehidupan yang ada di Maribaya tersebut, tepatnya ke Curug Ciomas. Mencari ketenangan, menghirup udara dengan oksigen yang berlimpah, memandang kehijauan deretan pepohonan yang beragam serta suara serangga khas hutan rapat.
Minggu lalu, saya dan keluarga berjalan santai menyusuri jalur penyangga kehidupan yang ada di Maribaya tersebut, tepatnya ke Curug Ciomas. Mencari ketenangan, menghirup udara dengan oksigen yang berlimpah, memandang kehijauan deretan pepohonan yang beragam serta suara serangga khas hutan rapat.
Sebelum saya ceritakan apa saja yang bisa dinikmati sepanjang jalur penyangga kehidupan ini, saya akan ceritakan fasilitas yang ada di sana.
Bagi yang menggunakan kendaraan pribadi, tidak perlu khawatir mengenai tempat parkir yang ada di kawasan curug ini. Tempat parkirnya cukup luas.
Dan untuk pengunjung yang hendak melakukan ibadah shalat, mesjid yang berada di sebelah lapangan parkir, cukup nyaman untuk digunakan.
Kamar mandi dan tempat mengambil air wudhunya pun cukup terpelihara. Enggak percuma, deh, kita bayar uang kebersihan. Karena ibu penjaganya rajin membersihkan toilet dan tempat wudhu.
Fasilitas toilet tersebut dapat ditemukan sebelum pintu gerbang memasuki jalur Curug Ciomas. Saya sarankan, sebelum melakukan perjalanan menyusuri jalur ini, sebaiknya menggunakan sarana tersebut. Karena di sepanjang perjalanan, tidak tersedia tempat untuk membuang sisa residu tubuh kita. ^_^
Jalur penyangga kehidupan di sana, lumayan terawat dengan baik. Sepanjang jalan, terdapat sisa semen yang cukup nyaman untuk dilewati. Meskipun, saya tidak menemukan jalan yang masih utuh, tetapi setidaknya ada batu atau semen untuk tempat berpijak.
Berjalan menuju kawasan air terjun, kita bisa menemukan aneka flora yang beragam. Dari pepohonan jenis perdu, jenis kayu keras hingga tanaman menjalar, semua ada. Oh iya, seperti hawa pengunungan pada umumnya, hutan ini berhawa dingin. Enggak terlalu dingin, sih. Tapi percaya, deh, rasanya sejuk, paru-paru terasa penuh, segaar...!
Setelah menempuh perjalanan sekitar 900 meter, pengunjung bisa beristirahat, melepas penat di rumah panggung yang ada di sebelah kiri jalan. Kami sekeluarga memutuskan tidak beristirahat di sana. Karena lokasi Curug Ciomas hanya berjarak 100 meter lagi. Jadi, kami lebih memilih beristirahat di sekitar air terjun saja.
Rumah panggung |
Di sebelah pangkalan ojek terdapat jalan menurun ke arah kiri. Curug Ciomas Maribaya berada sekitar 100 meter dari pangkalan ojek. Untuk menuju air terjun, ada anak tangga yang terbuat dari susunan bebatuan. Jadi, enggak perlu khawatir terpeleset ketika menuruni posisi tanah yang miring. Dan di sepanjang jalan menurun tersebut ditanami bunga berwarna kuning kecil yang begitu indah untuk dinikmati.
Ketika menuruni anak tangga, deru suara air terjun sudah semakin jelas. Dan benar saja, di anak tangga terakhir terlihat air terjun yang menuju ke bawah. Berbeda dengan air terjun yang biasa dikunjungi dari bawah jatuhnya air, di Tahura, pengunjung justru melihat air terjun dari arah jatuhnya.
Tepat di atas air terjun, terdapat jembatan kayu yang hanya cukup untuk dua orang saja. Saya lihat, jembatannya sudah mulai rapuh. Jadi teringat peristiwa runtuhnya jembatan di daerah wisata beberapa waktu yang lalu. Untuk mengantisipasi, pengelola memasang tanda peringatan yang memberitahukan jumlah penyeberang sebaiknya tidak lebih dari lima orang.
Untuk tiba di ujung jembatan, saya dan keluarga menunggu hingga tidak ada seorang pun di atas jembatan. Setelah dirasa aman, baru kami menyeberang menuju area wisata Curug Ciomas. Namun, saya lihat beberapa pengunjung menyeberangi jembatan melebihi jumlah yang dianjurkan. Entahlah, mereka tidak membaca peringatan tersebut atau tidak peduli. Entah ...
Sebenarnya, jembatan penyeberangan di tempat ini, ada dua. Yang satu terbuat dari kayu yang sudah mulai ada lubang di sana-sini, dan yang satunya lagi terbuat dari beton. Seandainya kami mengetahui ada dua jembatan sejak pertama kali, sepertinya kami akan memilih menyeberang melalui jembatan beton, deh! Tidak perlu terlalu menguji adrenalin.
Curug Ciomas Maribaya berbentuk dua air terjun yang bertingkat. Tingkat yang pertama ada di bawah jembatan kayu, sedangkan yang kedua berada di bawah jembatan beton. Karena akhir-akhir ini curah hujan membasahi kawasan Tahura setiap sore hari, warna sungai pun berubah agak coklat.
Sangat disayangkan, tepat di bawah jembatan beton, saya melihat banyak botol plastik bekas minuman. Sehingga air terjun ini tidak terlihat bersih.
Tumpukan botol plastik yang seperti buih |
Di ujung jembatan terdapat taman yang cukup luas. Di atasnya terdapat bukit-bukit kecil yang bisa digunakan untuk bercengkrama. Deretan warung kecil menyediakan beranera ragam makanan dan segelas minuman hangat seperti kopi.
Untuk pengunjung yang berusia kanak-kanak, kawasan Curug Ciomas menyediakan pula arena bermain dengan hiasan warna-warni. Alangkah menyenangkannya, ketika orang dewasa duduk di baawah pohon pinus sambil melihat ke arah air terjun, anak-anak bisa bermain dengan riang gembira.
Teman-teman, ada yang tertarik menikmatinya, juga? Ada beberapa tips yang mesti diperhatikan :
Ada lagi yang mau menambahkan? Yuk, sharing dan silakan berkunjung ke Maribaya-Bandung, ya....
Teman-teman, ada yang tertarik menikmatinya, juga? Ada beberapa tips yang mesti diperhatikan :
- Siapkan fisik. Karena perjalanan menyusuri Jalur Penyangga Kehidupan ini yang terjauh, bisa mencapai hingga 5 km.
- Persiapkan air minum untuk diperjalanan.
- Gunakan pakaian yang nyaman dan menyerap keringat. Sepatu yang digunakan pun harus yang nyaman untuk berjalan di jalur berbatu serta turun-naik.
- Boleh membawa bekal makanan secukupnya. Tapi, bila memberatkan di tempat wisata ini ada juga warung-warung yang menyediakan makanan dan minuman.
Ada lagi yang mau menambahkan? Yuk, sharing dan silakan berkunjung ke Maribaya-Bandung, ya....
Artikel Terkait :
Berlibur di Maribaya Natural Hotspring Resort-Lembang
Wisata Hutan Pinus Cikole-Lembang
Wisata De' Ranch Lembang
Pesona Kawah Putih-Ciwidey
Salam takzim
56 Comments
Sayang banget botol plastiknya, bener2 mengganggu pemandangan. Semoga kesadaran pengunjungnya untuk jaga kebersihan makin bagus ke depannya ya
ReplyDeleteYa Mbak, gemes deh liatnya. Masih ada yang iseng mengotori alam :(
DeleteWah aku belum pernah ke Maribaya yang ini. Kmaren nyasarnya ke Maribaya Hot Spring. Padahal ini yang awalnya, yang dari jaman dulu. Dan pasti lebih ramah dompet.
ReplyDeleteLoh..kita samaan Mbak hihihi. Sebelum ke Curug Ciomas, saya juga nyasar ke Maribaya Natural HotSpring Resort. Tempatnya hanya berjarak sekitar 200 meter aja ya...jadi salah masuk ^_^
DeleteWaktu itu emang penasaran sama Hot Spring nya sih. Bukan nyasar. Tapi emang pikir udah jadi satu sama Maribaya yang ini.
DeleteBaru bulan lalu pas ke The Lodge liat lagi kalo ternyata ada jalan beda buat ke Curug Ciomas
Tempatnya keren, ya? Aku suka wisata alam seperti ini.
ReplyDeleteKeren Mbak, adeem
DeleteTempatnya masih asri ya? :)
ReplyDeleteBener-bener masih alami Mbak, banyak pohon-pohon tingginya
DeleteAku pengen ke sana. :D Medannya gampang ditrmpuh kan ya?
ReplyDeleteGampang ditempuhnya mbak ...
DeletePerjuangan wisata alam ya begitu ya mba hahahhaa
ReplyDeletetapi kalo udah ketemu tempatnya, sejuk nyenengin gitu.
Rela berlelah-lelah untuk melihat pemandangan yang luar biasa Mbak :)
DeleteWaahh... dingin yah? Kudu bawa sweater nih kalau ke sini.
ReplyDeleteDi curugnya dingin Mas, tapi kalau jalan menuju lokasi dengan memakai sweater kayaknya jadi panas hihihi...
DeleteOohh gitu ya...
Deleteini bukan lodge maribaya itu kan yah ?
ReplyDeleteBerarti air terjunnya nggak terlalu tinggi yaa.. lucu baru kali ini lho saya liat ada wisata air terjun yang lihatnya dari atas :D
Bukan Mbak, Lodge Maribaya masih sekitar 5 km lagi dari Curug Ciomas.
DeleteJadi bisa dilalui roda empat ya mbak? Tapi sayang banget ada sampahnya ya mbak, pdhl wajah paling depan curug ya mbk. Moga pengelola dan pemerintahnya aware ttg masalah ini. TFS :)
ReplyDeleteKalau untuk roda empat, gak bisa Mbak. Roda dua juga hanya sampai 100 meter dari pintu gerbang. Kalau gak kuat, ada ojek yang mengantar sampai lokasi.
Deleteaduh kalo kebelet pipis pas udah lewatin toilet bisa bikin wc dadakan nih hihii
ReplyDeleteDuuh...kayaknya harus nyumput di belakang rumput hihihi...😁
Deletejustru punya sensasi lain jika menyebrang dipenuhi adrenalin mbak, hehe..
ReplyDeletesuasananya bagus banget ya, meskipun sayang banget sampah botolnya banyak :(
Saya lebih memilih menyeberang dengan nyaman, Mbak 😁
DeleteSebagai mantan penghuni bogor selama 4 tahun kayaknya aku blom pernah maen ke sini mb huhu
ReplyDeleteAku baru tau yang curug kawasan gunung salak endah duank
Wah berarti sebelum naik ke atas, kudu setor pipis dulu ya, mengingat toilet ga tersedia banyak
Iya Nit, lebih baik setor dulu. Daripada ribet 😁
DeleteSeetelah baca tulisan mba saya langsung colek2 suami kapan nih kita main wisata alam :D
ReplyDeleteAyuk Mbak, direncanain ke sana, bagus pemandangannya loh!
DeleteTempatnya kayaknya seger banget. Cocok buat yang sehari-hari berkutat sama debu jalanan
ReplyDeleteBetul-betul fresh, Mas 😊
DeleteYahhhh... ada botol plastiknya. Semoga pengunjung sadar dan memang tersedia tempat sampah yang cukup banyak. Aku ngebayangin segarnya udara disini. Bahagiaaaaaa beneeerre
ReplyDeleteBetul, seandainya pengunjung sadar kebersihan, kayaknya gak akan ada sampah di dalam air ya...
Deletesesuatu yg bagus pasti ada aja yg ngotorin deh. kzl.
ReplyDeleteIya, kezeel...kenapa jadi kotor...😤
DeleteAda tukang ojeknya juga, berati siapa saja bisa kesana ya. Kalau ga kuat jalan bisa naik ojek. :)
ReplyDeleteItu jembatan kayu mending dibuang aja kali ya kalau ndak diperbaiki. Khan bahaya kalau pengunjungnya ga memperdulikan papan peringatan gitu. Ngeri bayanginnya :)
Saya setuju, lebih baik jembatan yang rawan itu, dihilangkan saja ya...
DeleteAku jadi rindu saat masih sekolah dulu suka main ke tempat-tempat semacam ini. Menyegarkan. Sayang e sayang, tiap hari kok rasa-rasanya harus duduk terpaku menghadap laptop. :(
ReplyDeleteLaptopnya di bawa keluar Mas, ngetik di alam bebas...kayaknya seru kan?
DeleteLaptopnya di bawa keluar Mas, ngetik di alam bebas...kayaknya seru kan?
DeleteSelalu mupeng dg wisata alam Bandung. Alami dan asri sekali seperti curug ciomas ini. Btw, kondisi jembatannya mengerikan sekali ya Mbak. Bikin was2 apalagi kalau anak2 sampai berlarian di sana.
ReplyDeleteDuuh..ngebayangin anak-anak lari-lari di sana.. Serem...
DeleteSaya lihat kalo anak-anak lewatnya ke jembatan yg beton Mbak. Jadi aman 😊
Duuh..ngebayangin anak-anak lari-lari di sana.. Serem...
DeleteSaya lihat kalo anak-anak lewatnya ke jembatan yg beton Mbak. Jadi aman 😊
Kayaknya kmrn baru temen ada yg posting foto ini, jalur penyangga kehidupan. Sering dipakai latihan TNI juga ya Mbak?
ReplyDeleteKalau gak salah, TNI latihan di bagian lain gunung Mbak
DeleteBaru baca kata curug aja kayaknya udah segar sekali *o*/
ReplyDeleteSelama ke Bandung, aku belum pernah coba main ke Curug disana.. kalaupun ke Curug yaaa di daerah Bogor aja :')
Btw disana coba 'nyebur' ngga kak? Atau memang ngga boleh? Penasaran hihi
Waduuh..gak boleh nyebur Mbak...airnya lumayan deras. Takutnya terbawa terjun ke bawah
DeleteEnaknyaaa..
ReplyDeleteAku belum pernah ke Curug, teh.
Kalo pas musim ujan gini, jadi aga menakutkan yaa...apalagi bawa 2 bocil.
Kami baru sampai ke Tahura yang di Dago itu doank...
^^
Dari Tahura yang di Dago, terus jalan sampai Maribaya Teh Lendy...Jaraknya kurang lebih 5 km
DeleteDuuuh ini mah lokasi yang cocok banget sama jiwa petualang saya. Seneng sama curug, taman, hutan, apalagi sambil kemping. Aih semoga bisa main ke sini.
ReplyDeleteAyo mbak Lina, main ke sini. Kita ketemuan yuuk..!
DeleteNah ini dia tempat yang cocok untuk mendapatkan refreshing. Pas banget deh kalo ke Bandung sepertinya harus mampir nih... Nice sharing mba
ReplyDeleteHarus mampir Mas...adem tempatnya :)
DeleteSoalnya saya suka banget ke pegunungan, dingin dingin gimana gituh, ketimbang ke laut, panas, hehehe
DeleteWaah tempatnya asyik... Ngeri juga ya lewat jembatan kayu hihihi. Aku lebih pilih jembatan beton deh...
ReplyDeleteAku lho suka banget cerita teman2 ttg curug. Adem gitu bawaannya. Dr yg hijau sampai air terjun yg seger
ReplyDeleteBuang sampah di mana aja memang menjadi polemik di hampir semua tempat wisata di Bandung. Bandung? Sebentar, aku kok ndak tahu yaa ada curug di Maribaya.
ReplyDeleteampun deh, gagal sebagai orang Bandung ini mah.
Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^